Dalam Keremangan Fajar Gunung Bromo

Rek ayo rek mlaku mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek rame rame bebarengan
Cak ayo cak sopo gelem melu aku
Cak ayo cak dolek kenalan cah ayu.....

Lirik di atas merupakan penggalan lagu permainan yang berasal dari Jawa Timur, judulnya "Rek Ayo Rek".
Tapiii... saya ke Jawa Timur bukan untuk belanja di Tunjungan yaa.. tapi ke kawasan gunung yang eksotis, yaitu Gunung Bromo... Yeaaay...

Pagi buta sekitar pukul 03.00 WIB bersiap untuk ke bukit Pananjakan, di mana dari bukit tersebut kita dapat melihat matahari terbit dengan latar Gunung Bromo, beautiful sunrise!
Rupanya sudah banyak hardtop yang stand by mengangkut wisatawan ke bukit Pananjakan. Akses menuju bukit Pananjakan bisa saja dilalui oleh mobil biasa, tapi karena keadaan aspalnya saat itu agak rusak disarankan untuk memanfaatkan jasa mobil hardtop. Di samping itu, setelah menikmati sunrise di  Bukit Pananjakan kita dapat melanjutkan perjalanan menggunakan mobil hardtop ke kaki Gunung Bromo dengan medan jalan berpasir, tentunya mobil-mobil biasa akan sulit melewatinya karena dikhawatirkan justru terperosok dalam pasir.

Hey, hey, hey, dari Bukit Penanjakan lihatlah cantiknyaaa matahari muncul perlahan di antara Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Batok. Pemandangan bersih, jelas sekali bayangan gunung-gunung yang berjajar diselimuti hangatnya mentari terbit... Berdiri tercengang melihat pemandangan itu seperti merasa sedang di negeri dongeng.. Atau apakah saya sedang di surga? ^___^

Hiduplah Indonesia Raya...... (View dari Bukit Penanjakan)


Puas menikmati sunrise perjalanan dilanjutkan ke Gunung Bromo, okey, mobil hardtop membelah pasir. Serbuuuu!
Sampai di kawasan parkiran banyak warung penjual makanan ala kadarnya, tidak ada salahnya sarapan di bawah terik matahari pagi bukan? Ohiya, butiran pasir halus yang berterbangan terkadang mampir di mulut, hidung dan mata kita, jadi waspadalah, dapat diantisipasi dengan menggunakan masker dan kaca mata. Kalo tidak pakai masker dijamin mulut akan merasakan adanya pasir berisik di sela-sela gigi hahaha...

Kuda tunggangan dapat dimanfaatkan pengunjung untuk menjangkau jarak antara area parkir dengan tangga punggungan Gunung Bromo. Namun bagi yang lebih menyukai soft trekking bisa berjalan kaki menyusuri pasir yang berbukit tidak lebih dari setengah jam.

Menuju puncak Gunung Bromo sama sekali tidak sulit, cukup menapaki tangga yang sudah tersedia, laluuuuu mata kita sudah dimanjakan dengan pemandangan kawah gunung yang masih aktif ini. Dilihat dari puncak, kawah ini berada langsung di bawah tempat berpijak, menganga cukup lebar dan sehingga kita perlu berhati-hati. Wuzzzzzzzsshh asap keluar dari kawah gunung,, namun masih aman bagi pengunjung yang berada di puncak gunung. Woooy, gunung yang ada di seberang memanggil rupanya, baiklah, next time saja ya saya mampir ke puncaknya (ngomong sama Gunung Semeru, hwehehehe)


Perjalanan kita lanjutkan ke lautan pasir, serasa di negeri padang pasir, okey walaupun panas matahari sudah cukup menyengat, setidaknya saya dapat berfoto-foto hihihi...






Cah-cah Ayu Beraksi


Ini dia teman-teman pengembara yang ada di foto-foto manis itu (gue aja kali)..









Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Jam untuk "Tektok" Gunung Pangrango, Jawa Barat

Pengibaran Bendera Sepanjang 1 Kilometer di Gunung Rakutak, Bandung

Backpacker ke Dieng, Wonosobo