Liburan Ringan: Pantai Pasir Putih, Cilegon, Banten





Terik matahari siang bolong di Kota Cilegon Provinsi Banten saya rasakan melebihi panasnya siang hari di Jakarta. Bayangkan saja, di Kota Cilegon, jika membuka almari kayu yang terletak dekat dengan jendela di lantai dua sebuah rumah, akan terasa panas ibarat oven. Menurut saya akan rugi tinggal di Kota Cilegon, iya, ketika kita makan es krim maka harus berlomba-lomba dengan suhu panas jika tidak mau es krim meleleh-leleh di tangan... Hehe...

Transportasi dari pusat Kota Cilegon menuju Pantai Pasir Putih tidaklah sulit, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Letaknya memang dekat dengan jalan raya sehingga kendaraan darat apapun dapat dengan mudah singgah di sini.



Jangan khawatir dengan panasnya, Kota Cilegon yang terletak di dekat garis pantai tentu menyuguhkan wisata pantai yang akan menghibur warganya. Salah satunya sekedar bersantai di Pantai Pasir Putih. Sempat ingin protes karena warna pasir di sini tidaklah seputih namanya, tetapi pemandangan dan suasananya tidak terlalu buruk. Satu hal yang sangat disayangkan, kebersihan pantai ini kurang dikelola dengan baik. Masih banyak dijumpai sampah kayu dan pepohonan yang terdampar di pinggiran pantai.













Perahu-perahu nelayan terlihat beraktifitas di tengah pantai ini, tidak banyak. Ini menandakan ekosistem di pantai ini belum tercemar parah karena nelayan masih mampu mengadu ombak dengan perahunya. Terlihat pula beberapa perahu bersandar di pinggir pantai yang ditinggalkan pemiliknya dan ini merupakan sasaran bagi kami untuk dapat berfoto di atasnya... 





Pantai Pasir Putih yang Warna Pasirnya Tidak Putih-putih Amat




Bagus, Tetapi Sampah di Pasirnyaa...


Dermaga


Sekilas dermaga di atas tersambung dengan pulau kecil di seberangnya, namun kenyataannya tidak demikian. Dermaga ini terputus di tengah jalan sebelum mencapai pulau itu.


Salah Satu Pulau yang "Tercecer" di Depan Pantai


Terlihat Perbukitan di Sisi Kanan Pantai


Tidak banyak dijumpai pedagang asongan, hanya beberapa penjual rujak bebek (huruf e seperti kata gelas). Asli, rujaknya seger banget, tapi pedasnya bikin mau pingsan sajalah...

 
Setelah puas menikmati pantai, tiba saatnya saya dan kawan-kawan menyiapkan makan siang. Makan siang kami bekal dari rumah. Ini merupakan langkah untuk mengirit, karena saat itu kami bersebelas orang dengan status masih mahasiswa. Jadi ya, mahasiswa banget kan budgetnya hahaaay...

Ikan segar kami bawa dari rumah beserta perlengkapan pesta barbeque ahiiiiy... Ditambah gelaran tikar yang tentunya sudah kami siapkan pula...
Di bawah pohon kami membakar ikan-ikan segar ini. Meski udara panas ditambah panas dari bara api pemanggang ikan, kami tetap saja ber haha-hihi menikmatinya. Ya, ini liburan guys, nikmati setiap waktu yang dilewati bersama kawan-kawanmu...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Jam untuk "Tektok" Gunung Pangrango, Jawa Barat

Pengibaran Bendera Sepanjang 1 Kilometer di Gunung Rakutak, Bandung

Backpacker ke Dieng, Wonosobo