Mendadak Bonek di Jembatan Suramadu
Sendiri mbolang ingin melihat Jembatan Suramadu.
Berangkat dari pusat kota Surabaya, dengan pede saya ke pelabuhan Tanjung Perak berharap bisa nyebrang ke Pulau Madura pagi dan sorenya langsung balik lagi ke Surabaya. Tapi, setelah mendapat pencerahan dari bapak-bapak Dinas Perhubungan di pelabuhan, hal itu tidak mungkin karena perjalanan menggunakan kapal ferry ke Madura memakan waktu 3 jam! Selain itu, tidak menempuh jalur yang dapat melihat Jembatan Suramadu. Hahh...
Tidak hilang akal, saya pun bertanya transportasi darat yang melintasi Jembatan Suramadu pulang-pergi. Kata bapak-bapak penjual jajanan saya disarankan menaiki bus Damri menuju ke terminal Bungurasih (Purabaya) kemudian menyambung naik bus untuk ke Madura.
Celingukan di terminal Bungurasih yang luas ini saya diarahkan oleh petugas ke satu bus patas yang siap berangkat menuju Madura, duh, telat dikit aja saya bisa gigit jari ketinggalan, katanya bus yang menuju Madura jarang. Lumayan, busnya nyaman, ber_AC dan kursinya empuk formasi 2-2, syukurlah duduknya ga "mpet-mpetan". Beruntung juga bapak-bapak di sebelah saya ga cerewet nanya-nanya, jadi saya bisa menikmati perjalanan.
Celingukan di terminal Bungurasih yang luas ini saya diarahkan oleh petugas ke satu bus patas yang siap berangkat menuju Madura, duh, telat dikit aja saya bisa gigit jari ketinggalan, katanya bus yang menuju Madura jarang. Lumayan, busnya nyaman, ber_AC dan kursinya empuk formasi 2-2, syukurlah duduknya ga "mpet-mpetan". Beruntung juga bapak-bapak di sebelah saya ga cerewet nanya-nanya, jadi saya bisa menikmati perjalanan.
Taraaaaaaa.... Memasuki pintu masuk jembatan antrian tidak begitu banyak, wuzzzzzz, menyusuri jembatan Suramadu yang banyak kawat-kawat berterbangan saling melintang keren bangeeeet!
Suasana di dalam Bus Damri menuju ke Terminal Bungurasih |
Pintu Masuk Jembatan Suramadu di Surabaya |
Tiba-tiba jembatan sepanjang 5,4 km ini habis, saya langsung panik cari tempat untuk bilang "stop" ke pak sopirnya. Salah satu penumpang turun di sebuah pertigaan yang kana-kiri, depan-belakang semuanya padang rumput. Tidak ada bangunan apapun, idiiih masa iya saya mau turun di sini juga? Yasudahlah, daripada saya kebawa bus lebih jauh di Madura mending saya ikut turun saja. Malu bertanya ga dateng-dateng jodohnya, eh, sesat di jalan. Setelah bertanya pada seorang polisi pengatur lalu lintas, sampailah saya di suatu restoran seafood, berjalan kaki menyusuri pinggiran jalan yang mobilnya wazz wuzzz lewat dengan kecepatan tinggi, mengibarkan kerudungan saya.
Suramadu Tampak dari Dalam Bus Patas |
Suasana Rumah Makan Suramadu |
Rumah Makan Suramadu berada di Desa Burneh, Madura. Restoran ini memiliki ruangan indoor dan outdoor yang sama panasnya, tapi menunya lumayan enak. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB sehingga saya harus kembali ke jalan yang tadi saya turun dari bus patas. Saatnya kembali ke Surabaya. Iya segini aja di Madura, numpang makan siang. Haha!
Iyalah, kan maksud saya ke Madura hanya untuk melihat jembatan Suramadu, sudah terlaksana, jadi ya mari kembali lagi ke Surabaya.
Iyalah, kan maksud saya ke Madura hanya untuk melihat jembatan Suramadu, sudah terlaksana, jadi ya mari kembali lagi ke Surabaya.
Lama saya menunggu bus menuju Surabaya tidak kunjung datang. Mana matahari sudah mulai gelap. Aduh. Warga sekitar yang sempat saya tanya katanya banyak angkutan umum menuju Surabaya. Halah, satu jam saya berdiri di pinggir jalan gak lewat-lewat mobilnya..
Pinggir Jalanan Tempat Saya Berdiri Selama Satu Jam |
Ada satu rombongan berjumlah 4 orang bergabung menanti angkutan umum menuju Surabaya juga, horee ada teman. Truk
yang panjangnya lebih dari 10 meter tiba-tiba melipir minggir, apaaaa, salah satu ibu-ibu rombongan tadi mengajak saya naik truk saja! Satu truk yang lain melipir juga ngangkut dua orang anggota rombongan tadi. Dua orang lainnya naik di satu truk pertama yang melipir, alhasil saya naik juga di truk pertama. Widiiih tinggi amat ini truk, saya sampai nge_climbing haha
Saya, Sopir Truk, dan Dua Bapak-bapak |
Ternyata warga Madura dan sopir-sopir truk sudah terbiasa dengan hal ini. Saling menguntungkan di kedua pihak. Penumpang dapat tumpangan sedangkan sopir mendapatkan imbalan uang Rp 10.000,-. Truk yang saya tumpangi merupakan truk pembawa produk kebutuhan rumah tangga seperti sembako. Si abang sopir ceritanya mau pulang setelah ngedrop barang milik perusahaan tempat dia bekerja. Ajaib, kami berempat (sudah termasuk sopir) muat masuk di kepala truk. Saya dan seorang berumur 30an duduk berjajar dan satu bapak-bapak lagi menyusup di belakang tempat duduk saya. Rupanya itu tempat yang memang sudah didesain sang sopir untuk tidur... Asli si bapak belakang saya kasihan duduk "nyempil" gitu, ekspresinya lucu banget, pengin fotoin tapi gelap.
Hiiih, Banyak Kendaraan Parkir di Jembatan Hanya Untuk Berpose! Duh! |
Kerennn |
Sayonara Madura... |
Sepanjang jalan tidak hentinya saya tertawa, tidak disangka saya mendapatkan pengalaman seru ini, mendadak bonek di Jembatan Suramadu.
keren juga sis...
BalasHapusTerima kasih jeng ^_^
Hapus