Ternate, Maluku Utara... Aku Galau...
Sebelum membaca, pastikan anda tahu bahwa gambar Pulau Tidore ada di
uang seribu rupiah. Nih, uang seribu rupiah versi raksasa yang terpampang nyata
di depan mata saya:
Di balik ruangan gambar uang seribu rupiah raksasa itu adalah
pemandangan pulau Tidore yang nyata! Seperti ini penampakannya:
View Pulau Tidore dari Pulau Ternate |
Semua terasa mimpi, ya, selama ini saya melihat pulau Tidore yang
kabarnya indah itu hanya dari uang seribuan yang silih berganti dari dompet
saya. Saya akui, kadang bermimpi untuk dapat melihat langsung pulau Tidore yang
ada di uang seribuan. Dan kini terwujud... Yeayyyy...
Saya melihat pulau Tidore dari pulau Ternate. Awalnya, saya berniat
untuk menaiki gunung Gamalama yang namanya menggema sejak dipakai oleh seorang
artis bernama Dorce Gamalama. Saya juga sempat menghubungi mahasiswa pecinta
alam Universitas Khairun untuk dapat menemani saya trekking menuju puncak
gunung Gamalama. Namun semuanya saya urungkan niat karena situasi saat itu
menjelang akhir tahun, artinya cuaca bisa berubah menjadi ekstrim dengan sangat
cepat. AKU GALAU.... Ditambah lagi pucak gunung yang tidak pernah terlihat
selama 3 hari terakhir karena tertutup awan. Hal ini membuat saya ilang feeling (ilfeel),
jangan-jangan di pucak gunung tidak dapat pemandangan luas karena tertutup awan.
Gunung Gamalama |
Yasudahlah, batal naik gunung mending saya “ngedatar” saja di pantai-pantai sekitaran pulai Ternate. Pilihan saya jatuh pada Benteng Kalamata, tidak jauh dari pelabuhan penyeberangan Ternate ke Tidore. Benteng Kalamata merupakan peninggalan bangsa Portugis pada tahun 1540. Dalam perjalanannya menjadi perebutan bangsa Spanyol, bangsa Belanda, Kerajaan Tidore dan Kerajaan Ternate hingga terakhir direbut kembali oleh Belanda. Belanda mengosongkan benteng ini hingga menjadi kumuh dan tidak terpelihara. Akhirnya, benteng ini dipugar pemerintah pada tahun 1994 dan diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1997.
Benteng Kalamata yang berdiri di Jalan Kalamata, Kelurahan Bastion Kota
Ternate memiliki tebal dinding 60 cm dan tingginya 3 meter. Material benteng
adalah batuan, dijumpai pula karang laut di sela batu penyusun benteng. Bentuk
bangunannya persegi empat yang runcing di tiap sikunya, ini disebut poligon.
Tiap pojoknya (bastion) yang runcing terdapat lubang bidik, salah satunya
menghadap ke Pulau Tidore. Wih… Bayangkan saat itu suasana perang, hiiiih
begidik denger suara dentuman peluru-peluru dan luncuran bom dari balik lubang
bidik itu…
Karang Laut yang Terbenam di Dinding Bangunan Benteng, itu di Belakangnya adalah Gunung Gamalama |
Hari mulai sore,
semakin banyak warga lokal yang mendatangi benteng. Sebagian besar mereka
adalah pemuda dan anak-anak. Saya kaget ketika tiba-tiba ada seorang anak yang
tiba-tiba melayang dari atas tembok benteng, terjun menuju laut. Rupanya ini
menjadi kebiasaan warga ketika sore tiba bermain air di benteng. Saya yang
melihat asli iri! Ingin ikut terjun rasanya, tetapi urung karena tidak membawa
baju ganti… Disamping itu karena pasir di pantai ini berwarna hitam jadi
terlihat kotor air lautnya, coba deh kalau pasirnya putih, bisa-bisa saya tidak
tahan godaan untuk nyebur haha….
Sisi Benteng yang Bersinggungan Langsung dengan Laut |
Pulau Tidore Dilihat dari Benteng Kalamata |
Sebenarnya ada banyak
tempat bersejarah lainnya di Ternate seperti benteng Tolukko, Benteng Oranje,
Benteng Kota Janji dan Benteng Kastela, namun karena terbatasnya waktu jadi
tidak sempat keliling ke tempat lain. Ada juga pantai yang saya idamkan untuk
dikunjungi di Ternate, yaitu Pantai Sulamadaha!
Ya, suatu saat saya akan kembali lagi dan menikmati Pantai Sulamadaha dan menginjakkan kaki ke Pulau Tidore…
Ya, suatu saat saya akan kembali lagi dan menikmati Pantai Sulamadaha dan menginjakkan kaki ke Pulau Tidore…
Hellow... Good Morning Ternate.... |
Suatu Saat Saya Akan Kembali Lagi ke Sana... |
Bye Ternate...
Komentar
Posting Komentar