Bagaimana Cara Pulau Belitung Membuat Saya Ingin Balik Lagi (Part 2)
Sebelumnya...
Hari Ketiga
Pantai Tanjung
Kelayang-Pulau Lengkuas
Pagi, eh, masih pagi banget, meluncur ke Pantai Tanjung
Kelayang, titik awal untuk hopping island
ke Pulau Lengkuas dan sekitarnya. Jam 7 pagi men! Kami sudah siap berlayar, tapi awak kapal yang berjumlah dua orang belum bersedia
berangkat karena kabarnya sedang ada upacara tradisi... Larung sesaji?
Entahlah, kurang jelas info yang disampaikannya. Kami disuruh menunggu jika salah satu
kapal dari rombongan mereka berlabuh, baru bisa jalan.
Awalnya saya ngeri, ternyata untuk mencapai Pulau
Lengkuas kapal oleng kanan-kiri karena harus melawan arus yang lumayan tinggi. Air
laut nyiprat sana-sini. Tapi lama-lama saya ngesot maju ke depan kapal, kesenengan
dengan arusnya, haha.
Berada di puncak menara mercusuar, anginnya nggak santai,
saya bisa merasakan lantai bergetar ketika angin kencang menyembur. Pengunjung
lain sudah datang dan pergi, tapi saya, Andhika, Ardi dan Satia asik berlama-lama
nangkring di atas. Heh, James dan Yogi ke mana?
Mercusuarnya Guedheee, Tinggiiii... |
Sabar, Puncak Mecusuar Dikit Lagi |
Bagian Dalam Puncak Mercusuar |
Snorkeling di dekat Pulau Lengkuas,
visibility lumayan jernih, karangnya banyak tapi kurang warna-warni. Sayangnya sepi ikan.
Arus sedikit menggoyang permukaan air laut, seperti biasa, saya paling
terakhir naik ke kapal kalau sedang bermain air begini. Lama berenang di permukaan
laut berarus membuat perut mual, baru terasa setelah naik kapal. Sempat huek sebentar.
Eh, Mercusuarnya Ikut Kefoto, Asik! |
Pulau Batu
Berlayar
Awak kapal membawa kami ke Pulau Batu Berlayar, tidak
banyak yang dilakukan di sini karena pulaunya kecil. Kami harus berlomba-lomba
dengan pengunjung lain yang akan mengambil gambar. Lebih banyak batu granit raksasa
dari pada pasir tempat kami berpijak. Bintang laut ada juga di sini,
gendut-gendut.
Pulau
Kepayang/Pulau Babi
Pulau Kepayang atau Pulau Babi hanya tempat singgahan untuk
makan siang. Nampak restoran seafood dipadati pengunjung. Awak kapal berinisiatif
membawa kami ke sini, menyuruh kami makan di restoran ini, padahal kami sudah
bawa bekal untuk makan siang. Saya minta untuk pindah saja ke pulau lain yang
bisa untuk bersantai, kemudian mereka membawa kami ke Pulau Babi Kecil.
Pulau Babi Kecil
Pulaunya kecil namun masih ada pepohonan rindang, ada
bebatuan granit juga yang enak untuk tiduran telentang, tengkurap, guling-guling.
Hanya ada bule dan sepasang wisatawan domestik yang kami lihat di sini. Betah
berlama-lama, sepiiii. “Eh, rambutnya kurang panjang, tambahin lagi dong”, kata
Andhika yang lagi didandanin ala putera duyung. Saya sakit perut ketawa
mendengar obrolan konyol mereka yang dandanin Andhika. Hasilnya begini:
Dok. Foto Ardi |
Pulau Pasir
Tidak ada cerita di sini karena pulaunya lagi nggak ada, lah?
Air sedang pasang disertai arus yang kalau kita nyemplung di sana bisa langsung
mabok.
Pulau Kelayang
Saya bisa melihat Pulau Burung atau Pulau Garuda yang
terpisah laut dari Pulau Kelayang. Sisi lain Pulau Kelayang juga terdapat batu
granit besar, mirip cerukan goa. Awak kapal mengajak trekking menuju tempat itu, di mana ombak air lautnya bisa
menyembur di antara dua batu raksasa. Bau kelelawar sesekali tercium, ketika
saya tanya awak kapal, tidak ada kelelawar di sini, mungkin hanya bau lumut.
Hah?
Memang Suka Ngambang |
Pantai Tanjung
Tinggi
Puas hinggap
dari pulau ke pulau, dalam perjalanan kembali ke Kota Tanjung Pandan, kami
mampir ke Pantai Tanjung Tinggi. Saya berekspektasi tinggi menunggu matahari
tenggelam di sini. Tapi nyatanya langit sisi barat berawan tebal. Sudah banyak
yang tahu ya di pantai ini lokasi syuting salah satu film Indonesia yang fenomenal.
“Siapa yang naruh batu gede-gede di sini sih?”, “Yaaa tukang foto lah!”, “oiyaaa
hahahha!”, itu salah satu obrolan konyol teman-teman jalan saya.
Banjir Mas? |
Sebenarnya mereka sudah ke tempat ini sehari sebelum saya
sampai ke Belitung. Nyatanya hari ini mereka mau mengantar saya ke pantai ini,
lagi. Kurang baik gimana coba. Perjalanan ini bisa dipastikan perjalanan syar’i,
dikit-dikit berhenti untuk sholat, ceweknya juga berkerudung semua, padahal
ceweknya cuma saya. Kalau mereka sudah ngobrol
tentang kuliah asik banget, saya cuma bisa mojok sendirian, sesekali ingat pernah
bandel jaman kuliah, ingat teman-teman kuliah, ingat dosen-dosen, ingat mantan.
Sudah-sudah.
Mereka juga agak genggeus ya, awalnya di grup whatsapp biasa aja manggil saya langsung nama, lah, setelah jalan bareng malah pada manggil kakak-mbak. Mentang-mentang banget lah masih pada kuliah, padahal saya yakin diantara mereka ada yang lahir sebelum saya! Berani deh tukeran foto KTP. Hayo! Haha.
Mereka juga agak genggeus ya, awalnya di grup whatsapp biasa aja manggil saya langsung nama, lah, setelah jalan bareng malah pada manggil kakak-mbak. Mentang-mentang banget lah masih pada kuliah, padahal saya yakin diantara mereka ada yang lahir sebelum saya! Berani deh tukeran foto KTP. Hayo! Haha.
Senja Milik Pantai Tanjung Tinggi |
Malam terakhir di Belitung saya diajak teman lama yang berdomisili
di Tanjung Pandan untuk mencicipi kopi di kedai Teras Kupi. Saya pilih kopi O
yaitu kopi hitam yang dicampur sedikit gula. Sepertinya kopi yang saya minum
jenis robusta, agak pahit, tapi tidak ada rasa masam. Selesai ngopi, saya
diantar teman saya ke penginapan, padahal jam baru menunjukkan pukul 9 malam
lebih dikit. Kurang jauh mainnya, eh. Di perjalanan pulang dia ambil jalan
memutar agar melewati Pantai Tanjung Pendam, saya sempat akan meminta memasuki pantainya,
tapi urung, nggak lucu kalau nanti orang tuanya nyari gara-gara pergi ke pantai
malam-malam. Bisa-bisa masuk angin.
Hari Keempat
Danau Kaolin
Hanya foto sekedarnya karena panas matahari bikin sakit
kulit. Lokasinya gersang, tidak ada tempat berteduh. Lebih cocok ke sini pagi
atau sore. Air di danau ini terlihat biru cerah dengan tanah berpasir putih
bersih. Tidak perlu coba-coba berenang, sudah dipastikan dalam banget karena memang
ini galian tambang clay. Saya baru sadar
setelah sampai rumah, cek foto-foto ternyata tidak ada gambar saya versi sendirian
di tempat ini, balik lagi yuk. Modus lagi.
Danau Kaolin, Warnanya Seger, Teriknya Nyamber! |
Jujur saja, jalan-jalan kali ini adalah salah satu perjalanan
saya yang zero konflik, nggak pusing
mikir ini itu. Hebatnya lagi, mereka teman baru saya yang super-duper on time. Saya apresiasi banget untuk ini,
jarang lho ada traveler disiplin. Untung
saya sudah punya pengalaman, jaman SMA yang hidupnya mandi, makan, sekolah dan
tidur di jam yang sama tiap hari. Saya cukup disiplin, cielah, tapi pernah nyeker di sekolahan pagi sampai
sore karena sepatu berwarna nyeleneh,
disita deh sama anak OSIS yang lagi razia. Lalalala~~~
Yogi, Ardi, Satia, James dan Andhika, Kalian Keren! |
Ini dia teman-teman baru saya:
Yogi: bendahara kami yang suka banget karaokean di
mobil, meski yang lainnya entah dengerin atau nggak, biasanya sih ditinggal tidur masal. Kalau
ketawa nggak basa-basi, lepas. Thanks
ya sudah menghubungkan saya dengan teman-temanmu, dunia para mahasiswa yang
doyan jalan. Cepet lulus weh!
Ardi: cowok yang kalo senyum kadang gak simetris ini
punya action camera kece yang masih
baru, jadi pas saya minta foto setting
aneh-aneh dia bingung. Jago renang, thanks
sudah mau diajak melipir berenang, niatnya mau terjun dari atas batu, tapi
malah gagal dan tangan lecet-lecet kena karang. Kapan-kapan scuba diving ya!
Satia: kalau lagi difoto senyum dikit lah. Nggak banyak bersuara,
thanks selama ngetrip sudah sering
memastikan saya baik-baik saja tak usah kau tangisi pergiku. Kapan naik
gunung lagi Satia? Ikut!
James: saya yakin banyak cewek yang naksir pemain basket ini karena bahasa non verbalnya baik dan bisa cepat membaca maunya orang lain. Mungkin
makin terlatih juga sesuai jurusan kuliahnya ya? Semoga besok jadi psikolog
hebat!
Andhika: kalau nggak ada ni orang, bisa sepi karena
dialah yang lebih sering ngomong. Obrolan bisa lebih panjang jika dipasangkan dengan
Yogi. Kata Satia nunjuk ke Yogi dan Andhika: “Gue curiga, jangan-jangan kalian pacaran!”, hahaha. Thanks ya Andhika sudah berkendara
dengan aman dan nyaman, bantal penginapan aja kalah. Haha!
Kenapa Gambar Ini? Karena Gigi Kalian Kelihatan Semua... Haha... |
Komentar
Posting Komentar