di Sinilah Atapnya Pulau Jawa, Mahameru!

Subhanallah...

Saya berhasil menggapai puncak Mahameru di ketinggian 3676 mdpl pada tanggal 29 Desember 2013.


Jujur, saya tidak ada rasa ragu sama sekali ketika diajak seorang teman untuk mendaki Gunung Semeru di Jawa Timur ini. 

Bertolak dari stasiun Kota Malang menuju kaki gunung yaitu desa Ranu Pani membuat semangat saya bertambah terus, rasa penasaran terus ada selama perjalanan. Ketika melintasi kawasan "Taman Telletubies" (begitu teman-teman menyebutnya) membuat mata ini seperti enggan berkedip. Indahnya sekonyong-konyong koder lah kata Didi Kempot. Nambah lagi ada makhluk lucu menggoyang pepohonan di pinggir jalan: monyet mungil yang sudah tak lagi malu-malu menampakkan dirinya di depan tamunya, ibarat tuan rumah yang bilang "welcome to the jungle". 

Desa Ranu Pani, meliuk memutari sebuah danaunya seakan saya mendapatkan ucapan selamat datang untuk kedua kalinya. Danau ini sangat tenang namun airnya terlihat kecoklatan, nampak semacam algae hijau yang merambati beberapa bagian tepi danau. Sangat disayangkan, tumpukan sampah dekat papan informasi danau menjadi pemandangan yang tidak indah, lokasinya berdekatan dengan lapangan parkiran kendaraan. Helloooow, penduduk sekitar, pengelola, ini sampah enaknya diapakan ya?


Ranu Pani

Siang hari memulai trekking dengan tujuan pertama adalah pos Ranu Kumbolo. Hari mulai gelap ketika sampai di Ranu Kumbolo dan lagi-lagi saya disuguhi sunset super indah dari atas Ranu Kumbolo. Siluet bukit dan pohon bak lukisan sempurna_Nya. Berfoto begitu lama membuat saya bersama seorang teman tertinggal jauh dari rombongan, gawattt. Dilihat dari atas, pinggiran Ranu Kumbolo begitu banyak dipadati tenda pendaki. Hari makin gelap, namun kami belum juga menemui lokasi camp rombongan kami, berteriak memanggil rombongan dan bertanya ke sana kemari pada pendaki lain pun kami lakukan. Butuh waktu sekitar setengah jam menemukan rombongan, tapi tidak masalah, toh saya mendapatkan view sunset yang bagus...

Ranu Kumbolo Saat Senja

Dingin Ranu Kumbolo pada Bulan Desember malam hari mulai sangat menusuk pada jam 02.00 WIB dan perlahan menghangat ketika mendekati jam 06.00 WIB.


Ranu Kumbolo Pagi Hari

Saya tidak mendapatkan sunrise sempurna dari Ranu Kumbolo pagi itu, kabut masih menyerbu ambang air. Matahari mulai nampak naik sekitar pukul 08.00 WIB. Saya cukup kaget, ternyata semak pinggiran Ranu Kumbolo nampak titik-titik putih tissue, semacam toilet umum yang terhampar. Hey, pendaki, bawa kembali sampahnya dong, gunung ini bukan tempat sampah terluas kan? Saya ada saran nih, kalo mendaki sediakan kantong plastik kecil di saku celana, fungsinya menampung sampah-sampah kecil seperti tissue bekas, bungkus permen, bungkus cokelat, dll. Kita bawa turun kembali sampah-sampah yang terkumpul itu ke Ranu Pani, selanjutnya, pengelola (seharusnya) bisa menanganinya dengan baik. 






Ranu Kumbolo


Whoohooo... Tanjakan Cinta


Mirip Negeri Dongeng ya?

Menjajakkan kaki setelah menaiki bukit cinta, kembali mata saya takjub disuguhi padang rumput Oro-oro Ombo. Bukit-bukit mengepung cantik padang rumput ini. Langitnya membiru hangat begitu serasi dengan awan putih. Padang ini ketika musim kemarau akan ditumbuhi banyak tumbuhan liar berwarna ungu. Sayang sekali saya belum bisa menyaksikan padang rumput berwarna ungu. Suatu saat di musim kemarau saya kembali ke sini untuk menyaksikan padang rumput berwarna ungu menghampar ^_*



Extraordinary Girls in a Beautiful Place

Berjalan di Atas Padang Rumput Oro-oro Ombo






Ranu Pani (start)
Pos I
Landengan dowo
Watu Rejeng
Ranu Kumbolo
Oro-oro Ombo
Cemoro Kandang
Jambangan
Kalimati
Arcopodo
Kawah Jonggring Saloko (puncak Mahameru)

Begitulah urutan nama pos-pos yang ada di Gunung Semeru dari jalur Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.


Selangkah demi selangkah, lepas dari Ranu Kumbolo, kami melanjutkan sampai di pos Kalimati. Kami mendirikan tenda kembali, kumpulkan tenaga untuk summit attact dini hari nanti. Saya semakin penasaran saja dengan kawah yang melegenda, Jonggring Saloko...



Mahameru, Kawah Jonggring Saloko Mengeluarkan Material Asap Putih

Esoknya, tertatih, merangkak berjalan di bukit pasir Mahameru saat summit attack membuat jantung berdegup kencang tak karuan. Langkah ini tidak akan saya paksakan, sungguh, saya melangkah setapak demi setapak di lautan pasir dengan dingin yang menusuk-nusuk tulang. 


Saya melewatkan sunrise di punggung bukit pasir, tidak mengapa, saya rela. Matahari sudah naik cukup tinggi saat saya sampaaaaaaai di puncak Mahameru. Kesiangan.






Garis Pantai Jawa Terlihat Sangat Jelas








Tumbuhan Verbena brasiliensis vell di Ranu Kumbolo












Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Jam untuk "Tektok" Gunung Pangrango, Jawa Barat

Pengibaran Bendera Sepanjang 1 Kilometer di Gunung Rakutak, Bandung

Backpacker ke Dieng, Wonosobo