Postingan

Kamu Perempuan yang Sering Bepergian? Baca Ini

Sexual harassment atau dalam bahasa Indonesia artinya pelecehan seksual, beberapa tahun terakhir menjadi topik perhatian publik dan organisasi pemerhati perempuan. Korbannya memang sebagian besar adalah perempuan,  yang lebih memilukan pelakunya adalah teman yang berinteraksi dengannya. Latar belakang penyebabnya bermacam-macam, diantaranya semakin banyak media informasi yang mempengaruhi pola pikir pelaku dan kondisi lingkungan yang memperbesar peluang pelaku melakukan aksinya. Apapun alasannya, pelecehan seksual tetap tidak dapat dibenarkan, dan pelakunya dapat dituntut tindak pidana melalui proses hukum. Kejadian pelecehan yang membuat takut perempuan pernah terjadi pada saya, dua kali, keduanya terjadi pada saat saya melakukan aktivitas mendaki gunung. Dua pelakunya adalah laki-laki yang baru saya kenal, jadi ketemu pertama ya saat naik gunung itu. Saya bukan perempuan satu-satunya di kedua pendakian itu, ada banyak kawan yang sudah saya kenal lama, laki-laki maupun pere

Antara Horror vs Kocak di Gunung Arjuna & Welirang (Bagian 3)

Sebelumnya Antara Horror vs Kocak di Gunung Arjuna & Welirang (Bagian 2) 5 November 2016 “Pagi sayang... Sini minum dulu teh hangatnya”, tiba-tiba ada senyum manis menyapa, membuat saya ingin cepat mendekat meski mata ini masih perih dibuka. Heh, khayalan ding itu khayalan. Salah, salah. Tiga tas berisi logistik yang ditinggal di jalur semalam sudah diambil, langsung masak-masak, makan, tertawa, kemudian langsung berangkat menuju puncak Gunung Welirang. Cuaca cerah sekali pagi itu setelah semalam sedikit gerimis. Kami baru bergerak menuju jalur puncak sekitar pukul 9 pagi dengan bekal nasi dan lauk untuk makan siang. Ada yang lucu. Saya dan kawan Malaysia terjebak dalam satu kata yang sulit saya pahami. "Lia, bisakah kita nak bawa nasi di dalam .....", pinta salah satu kawan dari Kuala Lumpur, saya lupa kata asing apa yang disebutkan. Hah? Nasi ditaruh di nesting? Di piring? Di daun? Lama kami ber-hah? hah? Serasa sedang rapat sama pejabat, alot

Antara Horror vs Kocak di Gunung Arjuna & Welirang (Bagian 2)

Gambar
Sebelumnya... Antara Horror vs Kocak di Gunung Arjuna & Welirang (Bagian 1) Sejam jalan teru s tanpa berhenti, niatnya mau mengikuti langkah 4 kawan dari Malaysia. Tapi apa daya, kecepatan langkah saya mulai menurun. "Kang, kok kamu jalannya cepet sih, padahal bawa tas berat", kata saya ke Kang Rizal. "Kalau mendaki itu jalannya pelan-pelan saja asal konsisten, jangan banyak istirahat, jadi kesannya cepat", jawab Kang Rizal. Saya manggut-manggut sambil mengatur napas, tapi tiba-tiba kang Rizal yang ada di belakang saya berhenti dan meletakkan carrier. Dia langsung duduk, "kaki saya keram", katanya sambil nyengir. Whoahahaha! Hush! Wajar kakinya keram, beban carrier sangat berat, ada tenda dan beberapa peralatan tim di dalamnya.   Hari sudah mulai gelap, saya hanya bisa menungguinya dan menawarkan minuman. Salah satu kawan dari Malaysia adalah seorang dokter, beliau bernama dokter Ramli memberikan air mineral dicampur garam untuk Kang Rizal. Ka

Antara Horror vs Kocak di Gunung Arjuna & Welirang

Gambar
Ini Apa Yha? Sore berganti malam, saya yang berjalan turun gunung bersebelahan dengan Bang Arul tiba-tiba mendengar jeritan suara burung mirip perempuan tertawa, eh, perempuan mirip burung, duh, entahlah apa itu. Langkah kami berdua dipercepat, saya tidak berani menoleh kiri dan kanan apalagi belakang dan atas. Bang Arul yang berada di sisi kiri saya sepertinya mendengar suara itu juga. Tim kami berada jauh di belakang, sedangkan lima orang lagi jauh di depan. Setelah jalan lumayan jauh dari suara itu, kami perlambat langkah hingga tim belakang bisa menyusul kami.  --------------------------------- 3 November 2016 Tiga hari sebelumnya, 10 orang bertolak dari Jakarta menuju Surabaya menaiki kereta api. Tim kami bertambah 4 orang di Surabaya, mereka berasal dari Malaysia, salah satu diantaranya perempuan berbadan mungil, tapi tenaganya sebumi! Dari sisi manajemen tenaga, cowok tim kami yang dari Jakarta  kalah semua lah , haha!  4 November 2016

Bagaimana Cara Pulau Belitung Membuat Saya Ingin Balik Lagi (Part 2)

Gambar
Sebelumnya... Bagaimana Cara Pulau Belitung Membuat Saya Pengin Balik Lagi (Part 1) Hari Ketiga Pantai Tanjung Kelayang-Pulau Lengkuas Pagi, eh, masih pagi banget, meluncur ke Pantai Tanjung Kelayang, titik awal untuk hopping island ke Pulau Lengkuas dan sekitarnya. Jam 7 pagi men!  Kami sudah siap berlayar, tapi awak kapal yang berjumlah dua orang belum bersedia berangkat karena kabarnya sedang ada upacara tradisi... Larung sesaji? Entahlah, kurang jelas info yang disampaikannya. Kami disuruh menunggu jika salah satu kapal dari rombongan mereka berlabuh, baru bisa jalan. Awalnya saya ngeri, ternyata untuk mencapai Pulau Lengkuas kapal oleng kanan-kiri karena harus melawan arus yang lumayan tinggi. Air laut nyiprat sana-sini. Tapi lama-lama saya ngesot maju ke depan kapal, kesenengan dengan arusnya, haha. Berada di puncak menara mercusuar, anginnya nggak santai, saya bisa merasakan lantai bergetar ketika angin kencang menyembur. Pengunjung lain sudah datang dan pe

Bagaimana Cara Pulau Belitung Membuat Saya Ingin Balik Lagi (Part 1)

Gambar
Hi gan, aku Lia. Dapat nomormu dari thread Belitung. Aku minat gabung nih, tiket udah di tangan. Itu teks yang saya kirim ke Yogi, nomor HPnya saya dapat dari forum komunitas online. Eh btw lu sendirian cewe gpp ni? Aku sih gpp, beneran, tapi kalo kalian yang risih gimana dong? Gak risih, cuman khawatir. Yaudah yang penting lu ijin sama sama ortu ya. Yee... Bukan kabur dari rumah juga... Beberapa kali pernah jalan jadi cewe sendirian. Ogitu, tadi soalnya ada temen yg nanya, Baguslah, jadi gak kaget sama lelaki kalo jalan. Ya Tuhan, Yogi, siapa temenmu itu yang nanya, yang khawatir kalau nantinya saya cewe sendirian. Besok suruh ke rumah ya! Haha! Tidak lama kemudian, ada grup whatsapp  yang beranggotakan kami berenam, membahas... Sebenernya hanya untuk membahas nanti ketemu saya di mana, selebihnya terima dan kirim foto saja. Destinasi mana yang akan dituju tidak dibahas lama-lama di grup, bahkan saya tanya itinerary pun dijawab tidak